Aku lihat dia datang, dan singgah mungkin untuk sesaat dua,
dan kemudian pergi.
Mungkin dia datang hanya untuk menunggu, atau mungkin seketika untuk berteduh.
Ya, aku tak ubah seperti bus stop. Bus stop yang usang, tapi maseh diperlukan kadang kala kan?
Ada tikanya aku ditelan rakus, mungkin itu lebih baek dari dimamah hancur. Aku di cari saat dia sakit, dan, pergi. Tak ubah seperti sebiji penadol actifast. Ya, aku tahu aku pahit. Tak best.
Kadang - kadang, aku rasa yang aku ni tak ubah macam mangkuk jamban. Dia datang saat dia gelisah. Aku ada untuk terima apa yang dia bagi, dia sembuh, aku telan saja semua yang dia bagi. Aku telan, dan aku pendam.
Aku dia cari, saat dia sedih, saat air mata dia jatuh & aku hanya tisu untuk hilangkan sedihnya, dan dibuang.
Namun, aku tetap aku.